JAKARTA – Sekitar 25 ribu pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai daerah di Indonesia akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di sejumlah titik strategis di Jakarta pada Selasa (20/5) siang ini. Aksi ini dipusatkan di kawasan Istana Negara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Gedung DPR RI, serta lokasi-lokasi yang berkaitan dengan perusahaan aplikator.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan aksi ini merupakan gabungan pengemudi roda dua (R2) dan roda empat (R4) dari berbagai wilayah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Cirebon, Palembang, Lampung, hingga Banten Raya. Menurut Igun, para pengemudi akan menyebar secara masif ke seluruh penjuru ibu kota untuk menyuarakan aspirasi mereka.
“Massa ojol Garda R2 gabungan R4 akan menyebar ke seluruh wilayah kota Jakarta secara masif mencari lokasi-lokasi berkaitan dengan tempat layanan perusahaan aplikasi,” ujar Igun dalam keterangan resminya, Senin (19/5).
Sebagai bagian dari aksi, seluruh layanan ojol baik transportasi penumpang, pemesanan makanan, maupun pengiriman barang—akan dihentikan selama 24 jam, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB. Igun pun mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan layanan ojol pada hari ini demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Polisi Imbau Hindari Tiga Lokasi Ini
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono meminta masyarakat untuk menghindari tiga titik utama yang menjadi pusat aksi guna mengantisipasi kemacetan parah. Ketiga lokasi itu adalah kawasan Medan Merdeka, Bundaran Patung Kuda, dan area sekitar Gedung DPR/MPR RI.
“Kita imbau ke masyarakat supaya menghindari area seputaran Medan Merdeka, Bundaran Patung Kuda, sama seputaran DPR. Karena memang jumlahnya (massa) cukup banyak,” kata Argo.
Ia menambahkan, pihak kepolisian tengah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas bersifat situasional. Pengalihan arus lalu lintas akan dilakukan apabila eskalasi massa meningkat, termasuk pengalihan ke Jalan Budi Kemuliaan, Tugu Tani, dan Harmoni-Tomang.
Lima Tuntutan Pengemudi Ojol
Demo besar-besaran ini digelar sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang dianggap tidak mematuhi regulasi yang telah ditetapkan pemerintah. Para pengemudi menyuarakan lima tuntutan utama:
-
Penegakan Sanksi – Mendesak Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menjatuhkan sanksi tegas terhadap aplikator yang melanggar Permenhub PM Nomor 12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022.
-
RDP dengan Komisi V DPR – Mendorong Komisi V DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan dengan melibatkan Kemenhub, asosiasi pengemudi, dan aplikator.
-
Batas Potongan Aplikasi – Menuntut agar potongan biaya layanan oleh aplikator tidak melebihi 10 persen dari total transaksi.
-
Revisi Tarif dan Penghapusan Program Merugikan – Meminta revisi tarif penumpang serta penghapusan program seperti “aceng”, “slot”, “hemat”, dan “prioritas” yang dinilai merugikan pengemudi.
-
Keadilan Tarif Layanan – Mendorong penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang secara adil dengan melibatkan asosiasi pengemudi, regulator, aplikator, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Dengan skala aksi yang masif dan melibatkan ribuan pengemudi dari berbagai daerah, demonstrasi hari ini diprediksi akan berdampak besar terhadap aktivitas masyarakat dan lalu lintas Jakarta.
Masyarakat diimbau untuk merencanakan perjalanan secara bijak dan mengikuti informasi lalu lintas dari pihak berwenang. (one)
- Like
- Digg
- Tumblr
- VKontakte
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Skype
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link