Portalone.net – Pasar saham Indonesia kembali terguncang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok tajam pada perdagangan Selasa (14/10/2025), menyeret mayoritas sektor ke zona merah di tengah nilai transaksi jumbo yang mencapai Rp 32 triliun.
Mengutip data RTI Business, IHSG ditutup melemah 1,95% ke level 8.066,52, sementara LQ45 terjun lebih dalam 2,05% ke posisi 771,88. Hanya sektor properti yang mampu bertahan tipis di zona hijau, naik 0,03%, sementara sepuluh sektor lainnya kompak rontok.
IHSG sempat bergerak liar sepanjang sesi perdagangan, menyentuh level tertinggi 8.284,91 dan terendah 7.974,03.
Sebanyak 583 saham melemah, hanya 138 saham menguat, dan 84 saham stagnan.
Total frekuensi perdagangan menembus 3,25 juta kali, dengan volume 48,3 miliar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 32 triliun. Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau melemah di kisaran Rp 16.586 per dolar AS.
Sektor transportasi menjadi penekan utama dengan koreksi 3,99%, diikuti sektor energi yang terperosok 3,34%.
Sektor keuangan juga tertekan berat 2,9%, disusul infrastruktur 2,53%, teknologi 2,08%, dan bahan baku dasar 2,14%.
Sektor konsumsi non-siklikal dan siklikal pun ikut terkoreksi masing-masing 1,83% dan 1,43%, sementara sektor industri turun 0,46%, dan kesehatan melemah tipis 0,18%.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai pelemahan IHSG kali ini merupakan indikasi awal dari fase downtrend.
“Pasar sedang merespons kekhawatiran atas eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas sejak akhir pekan lalu,” jelasnya.
“Investor mulai mengalihkan portofolio ke aset yang lebih aman,” tambah Herditya.
Beberapa saham besar terpantau ambruk. Saham Surya Semesta Internusa (SSIA) anjlok 5,97% ke Rp 1.890 per saham,
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melemah 1,71% ke Rp 2.300,
dan Barito Renewables Energy (BREN) tergelincir 1,53% ke Rp 9.675.
Di sisi lain, saham unggulan LQ45 mencatatkan pergerakan beragam.
JPFA naik 3,24%, TOWR menguat 2,86%, dan AMRT meningkat 2,39%.
Namun, PGEO merosot paling dalam 6,85%, diikuti BRPT (-6,41%), INCO (-5,95%), SCMA (-5,19%), dan MBMA (-4,88%).
Saham perbankan masih mendominasi nilai transaksi. BBCA dan ANTM sama-sama mencatat nilai transaksi Rp 1,1 triliun, disusul BBRI (Rp 1 triliun) dan BRPT (Rp 989,5 miliar).
Dari sisi frekuensi, saham BBRI paling aktif dengan 69.751 kali transaksi, diikuti ANTM, BRPT, dan BBCA.
Pelemahan IHSG sejalan dengan tren negatif di bursa Asia. Ketegangan geopolitik meningkat setelah Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik, memicu aksi jual di kawasan.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,63% ke 3.561,81,
Nikkei 225 Jepang merosot 2,58% ke 46.847,32,
sementara Hang Seng Hong Kong anjlok 1,74%.
Hanya ASX 200 Australia yang berhasil bertahan dengan kenaikan tipis 0,19%.
Dengan tekanan global yang meningkat dan arus keluar dana asing terus berlanjut, analis memperingatkan potensi pelemahan lanjutan dalam jangka pendek.
IHSG kini berisiko menguji kembali level psikologis 8.000 jika sentimen negatif global tidak mereda.
“Selama tekanan eksternal belum mereda, investor sebaiknya tetap waspada dan fokus pada saham defensif atau berdividen tinggi,” pungkas Herditya. (one)







