Warga AS Bangkit: Unjuk Rasa ‘No Kings’ Tolak Langkah Represif Trump

Massa Membanjiri Jalanan Los Angeles dalam Aksi “No Kings” Menentang Otoritarianisme dan Razia Imigran.

LOS ANGELES, AS – Ratusan ribu orang memadati pusat kota Los Angeles dan berbagai kota lainnya di seluruh Amerika Serikat, Sabtu (14/6), dalam unjuk rasa nasional bertajuk “No Kings”. Aksi ini merupakan respons terhadap gelombang razia imigrasi besar-besaran yang dimulai dua pekan lalu dan diperkuat dengan keputusan Presiden Donald Trump untuk mengerahkan Garda Nasional dan marinir ke wilayah Los Angeles.

Massa bergerak sejak pagi hari, memenuhi jalanan utama dengan spanduk dan pekikan yang menuntut penghentian praktik yang dianggap anti-demokratis. Slogan-slogan seperti “No Kings, No Tyrants”, “Protect Democracy”, dan “Immigrants Are America” bergema di jalanan, mencerminkan keresahan publik terhadap langkah pemerintah yang dinilai represif.

Bacaan Lainnya

Aksi ini tidak hanya terpusat di kota-kota besar seperti Los Angeles, New York, dan Chicago, tetapi juga menjalar ke ratusan kota kecil di berbagai negara bagian. Penyelenggara menyebutkan bahwa jutaan warga turut ambil bagian dalam demonstrasi damai tersebut, menjadikannya salah satu aksi unjuk rasa terbesar dalam sejarah politik modern AS.

“Ini bukan hanya soal kebijakan imigrasi, ini soal bagaimana demokrasi kita dirusak oleh kekuasaan yang semakin tak terbendung,” ujar Marisol Herrera, aktivis HAM yang turut berorasi di depan Balai Kota Los Angeles.

Sementara itu, Presiden Trump diketahui berada di Washington D.C. pada hari yang sama untuk menghadiri parade militer memperingati 250 tahun berdirinya Angkatan Darat AS. Acara yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-79 itu tetap berlangsung di tengah meningkatnya tensi nasional.

Keputusan Trump untuk mengirim pasukan militer ke wilayah sipil dinilai oleh banyak pihak sebagai tindakan yang memperkuat citra otoritarianisme. Beberapa pengamat politik menyebut langkah ini sebagai “titik balik berbahaya” dalam relasi antara pemerintah pusat dan warga sipil.

Belum ada laporan resmi mengenai kerusuhan besar selama aksi “No Kings”, namun beberapa bentrokan kecil dilaporkan terjadi di daerah pusat kota saat aparat mencoba membubarkan massa yang memblokade jalan raya.

Unjuk rasa ini menjadi peringatan keras bagi pemerintahan Trump menjelang pemilihan presiden November mendatang, yang diyakini akan berlangsung dalam atmosfer politik yang sangat tegang. (one)

Print Friendly
Catatan Penting: Tulisan ini dilindungi oleh hak cipta. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau menyebarluaskan isi tulisan tanpa persetujuan tertulis dari media atau penulis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *