Portalone.net – Dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya pengasuhan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi menggelar kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Kelompok bertajuk “BKB EMAS: Kunci Keluarga Bahagia dan Sejahtera.” Kegiatan ini menjadi bagian dari aktualisasi program unggulan mahasiswa PLKPLS DPPKB Kota Jambi yang dilaksanakan di Posyandu Gebra Ranting 4 Kompi Senapan C Yonif 142.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Persit Ranting 4 Kompi Senapan C Yonif 142 beserta anggota Persit Kartika Chandra Kirana, perwakilan OPDKB Kota Jambi, PKB, Kader BKB, dan Kader TPK. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Drs. Putut Riyatno, M.Kes., yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya penguatan peran keluarga dalam pencegahan stunting.
“Kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dengan meningkatkan kualitas anak melalui akses informasi, pendidikan, penyuluhan, serta pelayanan tentang perawatan dan pengasuhan. Program Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS) diharapkan mampu menurunkan prevalensi stunting di Indonesia,” ujar Putut.
Lebih lanjut, Putut menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, Provinsi Jambi mencatat prevalensi stunting sebesar 17,1%, sementara Kota Jambi berada pada angka 10,1%. Ia menekankan bahwa penyebab stunting tidak hanya berasal dari faktor gizi, tetapi juga faktor non-gizi seperti sanitasi yang buruk, keterbatasan akses air bersih, rumah tidak layak huni, serta pola asuh yang belum optimal.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Tim Kerja Bina Keluarga Balita Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi. Pada sesi pertama, Nur Solikhatun, S.Gz., seorang ahli gizi, memaparkan materi tentang tahapan perkembangan anak dan tujuh aspek utama tumbuh kembang balita. Ia menekankan pentingnya stimulasi sesuai usia agar perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak berlangsung seimbang.
Peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga mengikuti sesi praktik langsung. Para ibu diajak meniru permainan sederhana berbasis stimulasi seperti melatih koordinasi gerak halus dengan kegiatan menggambar, serta melatih motorik kasar melalui permainan aktif. Peserta juga dibimbing untuk mengisi Kartu Kembang Anak (KKA) sebagai alat bantu mencatat perkembangan anak di rumah. Antusiasme tampak dari banyaknya peserta yang aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman seputar pengasuhan.

Sesi kedua menghadirkan dr. Alphi Yusminanda dengan topik “Konsep Dasar Stunting dan 1000 HPK.” Dalam pemaparannya, ia menjelaskan keterkaitan erat antara asupan gizi dan perkembangan otak anak selama masa 1000 HPK, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. Ia menegaskan, stunting bukan hanya masalah tinggi badan, tetapi juga berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
“Tim Pendamping Keluarga (TPK) hadir untuk mendampingi empat kelompok berisiko, yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan anak usia bawah dua tahun. Pendampingan ini penting agar keluarga mendapatkan informasi yang benar, melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” jelas dr. Alphi. (*)







