JAMBI – Berbicara soal pendidikan biasanya sering berfokus pada kurikulum, ataupun digitalisasi. Tapi ada satu hal mendasar yang sering terlewat: apakah anak-anak datang ke sekolah dalam kondisi siap untuk belajar? Siap yang dimaksud bukan hanya soal buku dan seragam, tapi dari yang sederhana namun penting, yaitu makan bergizi.
Di Indonesia sendiri masih banyak anak yang harus belajar dalam kondisi lapar atau kurang gizi. Menurut data BPS tahun 2024 yang dikutip dari Indonesia.go.id , sekitar 8,5% anak mengalami ketidakcukupan gizi. Kondisi ini tentu berpengaruh pada konsentrasi dan prestasi mereka di sekolah.
Untuk menjawab masalah ini, dilansir dari laman resmi Kemendikbud (bbpmpjatim.kemendikbud.go.id) pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional menghadirkan program Makan Bergizi Gratis sejak awal 2025. Tujuan program ini yaitu memastikan semua siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari.
Mendengar rencana pemerintah menjalankan program makan bergizi gratis untuk pelajar, tentunya menjadi tolak ukur bagi kita untuk berpikir. Ini tentu saja bukan sekadar soal makanan, tapi juga keadilan tentang bagaimana negara hadir untuk memastikan semua anak bisa belajar dalam kondisi layak.
Adanya program ini bisa membantu mengurangi masalah gizi kronis seperti stunting, yang mana mana masalah ini masih cukup tinggi di Indonesia. Di lansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diumumkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan bahwa angka stunting nasional ditahun 2024 berada di 19,8%. Dengan makanan bergizi yang rutin diberikan di sekolah, anak-anak punya peluang tumbuh lebih sehat.
Dari sisi sosial dan ekonomi, program ini juga bisa membuka lapangan kerja. Banyak penyedia makanan lokal yang dilibatkan, dan bahan makanannya pun juga bisa diambil dari petani sekitar. Dalam artian, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh siswa, tapi juga masyarakat luas. Tapi yang menjadi pertanyaan besar : apakah program ini akan benar-benar berjalan, atau hanya jadi slogan kampanye saja?
Menurut laporan tempo.co (2024) Â menerangkan bahwa pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani resmi mengalokasikan anggaran program Makan Bergizi Gratis sebesar Rp 71 triliun dalam RAPBN 2025, dimana menurut menko Pangan Rinciannya adalah Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen.
Pastinya kita sering melihat program yang semangatnya bagus di awal saja , tapi lemah dalam pelaksanaan nya. Kebanyakan dari sejarah program-program serupa sebelumya, sering kali semangat di awal tidak sebanding dengan pelaksanaan ketika di lapangan. Banyak program akhirnya berhenti di tengah jalan karena masalah anggaran, distribusi, atau birokrasi.
Program ini semestinya bisa didapatkan oleh semua pihak sebagaimana seharusnya, terutama bisa terdistribusi di sekolah yang berada di pedalaman wilayah. Jangan sampai Makan Bergizi Gratis hanya berpusat pada sekolah yang berada di kota saja, sehingga kesenjangan ini jelas akan menimbulkan kontra yang tidak bisa di abaikan.
Meski program ini bagus, pelaksanaannya tentu tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah soal anggaran. Tidak hanya pada anggaran namun juga terdapat tantangan lainnya dalam pengimplementasiannya. Menurut Ukmindonesia.id beberapa sekolah melaporkan adanya makanan yang basi yang dikonsumsi siswa. Ini tentunya menjadi pengingat bagi pemerintah, bukannya sehat justru anak-anak bisa terkena penyakit karena hal tersebut. Hal-hal seperti ini harus segera ditangani agar program tidak kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Keberhasilan program makan bergizi gratis bukan cuma hanya di hitung  pada seberapa besar dana yang disiapkan, tapi juga bagaimana program ini dirancang secara jujur dan transparan. Jangan sampai makanan yang seharusnya bergizi, justru tidak terlaksana dengan baik karena anggaran bocor di tengah jalan. Jangan juga hanya jadi formalitas saja ataupun seremoni sesaat, kemudian menghilang di di tahun- tahun berikutnya.
Kebijakan Ini adalah langkah penting dalam membangun masa depan Indonesia. Pendidikan yang berkualitas butuh dukungan dari berbagai sisi, termasuk dari aspek gizi. Meski masih banyak tantangan, program ini layak dipertahankan dan disempurnakan. (*)
- Like
- Digg
- Tumblr
- VKontakte
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link