Portalone.net – Peluang Samsung untuk “mengalahkan” iPhone pada 2026 dinilai masih terbuka, tetapi sangat bergantung pada ukuran yang dipakai: pangsa pengapalan (shipments) unit, pendapatan, atau dominasi di segmen premium. Data 2025 menunjukkan persaingan kian rapat, sementara proyeksi 2026 justru mengindikasikan pasar smartphone global berpotensi menyusut karena tekanan biaya komponen.
Pada 2025, riset Counterpoint memperkirakan Apple berpeluang menjadi OEM smartphone nomor satu dunia berdasarkan pengapalan, dengan proyeksi pangsa 19,4%, sedikit di atas Samsung 18,7%. Namun dalam gambaran kuartalan, Samsung masih terlihat memimpin pada Q3 2025 dengan 19% pangsa pengapalan, sementara Apple mencatat pertumbuhan pengapalan 9% year-on-year (YoY) dan disebut menjadi yang tercepat di antara lima besar merek.
Di sisi ukuran pasar, IDC mencatat pengapalan smartphone global pada Q3 2025 naik 2,6% YoY menjadi 322,7 juta unit—menandakan pemulihan, namun masih tipis. Untuk 2026, Counterpoint menyebut proyeksi pengapalan smartphone global dapat turun 2,1%, seiring kenaikan biaya material (bill of materials/BoM) yang dipicu lonjakan harga memori. Kondisi pasar yang mengecil ini biasanya memperketat perebutan pangsa bukan memperlebar jarak antar pemimpin pasar.
Salah satu faktor yang bisa mengubah peta kompetisi 2026 adalah foldable. IDC memperkirakan pengapalan foldable 2025 naik 10% YoY menjadi 20,6 juta unit, dan pasar foldable 2026 tumbuh 30% YoY, didorong masuknya “foldable iPhone” pertama. Sejumlah laporan yang mengutip estimasi IDC menyebut perangkat foldable Apple tersebut berpotensi merebut lebih dari 22% pangsa unit dan 34% pangsa nilai (value) di tahun pertamanya angka yang, bila terjadi, dapat menggeser persepsi “keunggulan teknologi” yang selama ini banyak dikaitkan dengan pemain Android foldable seperti Samsung.
Dari sisi Samsung, lini foldable diproyeksikan tetap menjadi senjata untuk menekan Apple di segmen premium—terutama bila adopsi foldable makin mainstream. Sejumlah laporan mencatat pasar foldable sempat menjadi ceruk (pangsa unit global disebut tak pernah melampaui 1,6%), namun 2026 dipandang sebagai titik balik seiring perangkat makin tipis dan kuat serta munculnya bentuk baru seperti tri-fold.
Sementara itu, Apple juga terlihat memperkuat daya saing iPhone “reguler”. Liputan teknologi pada akhir 2025 menyoroti seri iPhone terbaru yang membawa peningkatan layar, kamera, dan baterai, sembari mencatat kompetisi fitur AI di ponsel masih menjadi medan perebutan berikutnya antara Apple dan rival Android (termasuk Samsung).
Di tingkat regional, perubahan pangsa juga dapat memengaruhi narasi “mengalahkan” iPhone. Di AS, misalnya, data Canalys untuk Q2 2025 yang dikutip media menyebut pangsa Apple turun, sementara Samsung naik dikaitkan dengan meningkatnya minat pada foldable. Di pasar berkembang, iPhone juga menunjukkan momentum, seperti di India (penjualan iPhone tertentu disebut menguat) yang ikut memperkuat posisi Apple secara global.
Pada akhirnya, Samsung bisa “mengalahkan iPhone” di 2026 jika yang dimaksud adalah pangsa unit (shipments) terutama bila portofolio mid-range tetap kuat dan foldable makin luas. Namun jika ukuran yang dipakai adalah nilai/pendapatan atau dominasi premium, masuknya foldable iPhone justru berpotensi memperkuat Apple di segmen bernilai tinggi, meski pasar total diproyeksikan melambat.






