Portalone.net – Kerikil kecil yang terselip di sela-sela ban sering dianggap sepele. Padahal, kebiasaan membiarkannya menempel terutama pada ban motor maupun mobil bisa memicu masalah yang lebih besar, mulai dari bunyi mengganggu, penurunan kenyamanan, sampai kerusakan bertahap pada tapak ban.
Kerikil “kecil” yang bisa jadi awal masalah
Di jalanan perkotaan, serpihan batu, pecahan aspal, hingga sisa material proyek kerap berserakan. Saat kendaraan melintas, benda-benda ini dapat tersangkut di alur tapak ban (tread). Pada ban dengan pola tapak yang lebih dalam atau agresif misalnya ban harian yang sering dipakai melewati jalan rusak kerikil lebih mudah “mengunci” dan sulit terlepas.
Awalnya, dampaknya mungkin hanya suara “tik-tik” ketika roda berputar. Namun jika dibiarkan, kerikil bisa bekerja seperti amplas: menggesek karet ban berulang kali, memicu aus tidak merata, bahkan merobek bagian kecil tapak terutama jika kerikil berbentuk tajam.
Risiko yang sering tidak disadari
Sejumlah mekanik menyebut ada beberapa efek lanjutan yang kerap luput dari perhatian pemilik kendaraan:
-
Keausan tapak tidak merata
Kerikil yang terjebak dan terus menekan satu titik bisa membuat tapak ban terkikis lebih cepat di area tertentu. Dalam jangka panjang, ban menjadi lebih cepat “habis” sebelum waktunya. -
Retak halus pada alur ban
Tekanan konstan pada celah tapak berpotensi menimbulkan retakan kecil. Jika sering terkena panas, air, dan kotoran, retakan dapat melebar. -
Potensi kebocoran pada kondisi tertentu
Memang tidak semua kerikil menyebabkan bocor. Tetapi bila yang terselip adalah batu tajam atau serpihan material keras, ada kemungkinan ia mendorong benda lain (misalnya paku kecil) masuk lebih dalam, atau memperparah luka kecil di permukaan ban. -
Getaran dan suara yang mengganggu
Kerikil yang menempel bisa menimbulkan suara ketukan dan getaran ringan terasa jelas saat melaju pelan atau di jalan halus. Ini juga bisa membuat pengendara salah mengira ada masalah di kaki-kaki.
Kapan harus mulai waspada?
Ada beberapa situasi yang patut membuat pengendara lebih perhatian:
-
Sering melewati jalan berpasir/berkerikil seperti area proyek, pinggir jalan yang sedang diperbaiki, atau jalur alternatif yang rusak.
-
Setelah hujan, ketika kerikil dan material kecil menempel bersama lumpur sehingga lebih “lengket” di tapak ban.
-
Jika muncul bunyi ketukan berulang dari roda yang tidak hilang setelah beberapa kilometer.
Cara sederhana mengecek dan membersihkan
Pemeriksaan sebenarnya tidak rumit dan bisa dilakukan di rumah:
-
Lakukan inspeksi visual: putar roda perlahan (untuk motor bisa pakai standar tengah; untuk mobil cek saat berhenti dan geser kendaraan sedikit bila perlu) lalu lihat alur tapak.
-
Gunakan alat sederhana: congkel perlahan dengan obeng kecil minus, pick plastik, atau kunci kecil hindari menusuk terlalu dalam.
-
Cek apakah ada benda lain: jika terlihat paku/metal, jangan dicabut sembarangan lebih aman langsung ke tambal ban atau bengkel karena bisa memperbesar kebocoran.
-
Bersihkan sekaligus cek tekanan ban: tekanan yang tepat membantu ban bekerja optimal dan mengurangi peluang benda asing “mengunci” terlalu kuat.
Kebiasaan kecil yang memperpanjang umur ban
Para pemilik kendaraan yang rutin memeriksa ban biasanya melakukan pengecekan singkat seminggu sekali atau setiap selesai perjalanan melewati medan buruk.
Langkah ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keselamatan: ban adalah satu-satunya bagian kendaraan yang langsung bersentuhan dengan jalan.
Kerikil di sela ban memang kecil. Namun jika dibiarkan, ia bisa menjadi “biaya tak terlihat” yang pelan-pelan mengurangi performa dan usia pakai ban. Pemeriksaan rutin beberapa menit sering kali cukup untuk mencegah masalah yang lebih besar di kemudian hari. (one)







