Portalone.net – Langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membersihkan Kementerian Keuangan, khususnya di sektor Bea dan Cukai (DJBC), semakin serius. Purbaya kini bekerja sama dengan Kejaksaan Agung untuk membongkar mafia di balik praktik penyelundupan dan manipulasi impor-ekspor.
“Yang under-invoicing, yang selama ini nyelundupin tekstil, baja, sudah ada nama-namanya. Tinggal kita pilih siapa yang mau diproses,” ujar Purbaya di Jakarta (23/10/2025).
Menurut sumber internal DJBC, masih banyak oknum aparat Bea Cukai yang bermain dengan eksportir dan importir. Modusnya beragam: mengubah jalur merah menjadi jalur hijau, menunda pemeriksaan barang untuk meminta “uang pelicin”, hingga membacking penyelundupan barang dan industri tanpa pita cukai.
Sektor kepabeanan memang rawan korupsi karena bergantung pada proses pengawasan fisik dan dokumen. Pemindahan jalur pemeriksaan dan pengawasan barang kerap dimanfaatkan untuk transaksi gelap.
Untuk menutup celah korupsi, Purbaya menyiapkan strategi cepat:
- Bentuk tim independen bersama Kejagung, Kepolisian, dan PPATK untuk menelusuri kasus besar seperti dugaan transaksi mencurigakan Rp349 triliun.
- Tim pengawas incognito yang mengawasi pejabat Bea Cukai secara diam-diam.
- Mutasi besar-besaran pejabat Bea Cukai agar reformasi birokrasi berjalan efektif.
- Digitalisasi penuh proses kepabeanan untuk menghapus interaksi langsung antara petugas dan pengusaha.
- Audit kekayaan ASN Bea Cukai, bekerja sama dengan KPK, PPATK, BPN, Polri, dan OJK untuk memverifikasi harta, tanah, kendaraan, dan aset keuangan.
Langkah-langkah ini menjadi ujian serius bagi Menkeu Purbaya dalam menegakkan transparansi dan integritas di tubuh Kemenkeu, sekaligus mengakhiri praktik “main belakang” yang telah lama mencoreng nama Bea Cukai. (one)







