Dalam bahasa Mandarin, perayaan Tahun Baru China dikenal sebagai “Chunjie” (春节) atau Festival Musim Semi.
Namun, masyarakat Indonesia lebih akrab dengan istilah “Imlek,” yang merujuk pada perayaan penuh makna, seperti harapan akan kemakmuran, kesehatan, dan kebahagiaan.
Imlek juga menjadi bukti akulturasi budaya Tionghoa dengan tradisi lokal Indonesia.
Setelah era Reformasi, perayaan ini kembali diakui secara resmi dan ditetapkan sebagai hari libur nasional, memperkuat keberagaman budaya Indonesia.
Selain nama, perayaan Imlek sarat dengan makna filosofis, seperti harapan akan kemakmuran, kesehatan, dan keberuntungan. Tradisi ini melibatkan berbagai ritual, seperti makan bersama, memberikan angpao, dan sembahyang leluhur.
Jadi, sebutan “Imlek” mencerminkan adaptasi budaya dan bahasa masyarakat Tionghoa-Indonesia, sekaligus menjadi bagian penting dari keragaman budaya di Nusantara. (one)